Jenis Kayu Rangka Atap

Ada berbagai jenis kayu yang dapat digunakan sebagai rangka atap. Berbagai macam kayu rangka atap tersebut memiliki kelas atau kualitas masing-masing. Berikut ini penjelasan berbagai jenis kayu rangka atap tersebut;
  • Kayu meranti ( damar, seraya, ketuko, kalup, lampong, lanan)
Kayu meranti merupakan jenis kayu yang cocok digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan. Jenis kayu ini memiliki batang yang lurus, diameter besar, tinggi , bebas cabang, serta minim terdapat cacat mata kayu. Dapat diaplikasikan dengan mudah bila digunakan sebagai bahan dasr konstruksi. Kayu jenis ini mempunyai tekstur agak kasar dan merata. Menurut dinas kehutanan RI, kelas awet  kayu ini tergolong dalam kelas II – IV, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu merawan ( bangkirai bulan, nyerekat, damar putih)
Kayu merawan mempunyai berat jenis rata – rata 0,70,banyak digunakan sebagai kayu bangunan, plywood, kayu perkapalan, tiang. Kayu jenis ini mempunyai tekstur agak kasar. Menurut dinas kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas II – III, sedang kelas kuatnya  II – III.
  • Kayu mersawa ( tenam ( palembang), mersawa, keruing, sesawa ( RiaU )
Kayu mersawa mempunyai berat jenis rata – rata 0, 61. Kayu jenis ini banyak digunakan sebagai kayu bangunan, polywood, papan, lantai, kayu perkapalan, tiang. Kayu jenis ini mempunyai tekstur agak kasar. Dan merata. Menurut Dinas kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas  II – III, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu sintok / kapur ( kalimantan  )
Kayu sintok atau kapur mempunyai berat jenis rata – rata 0,81. Kayu jenis ini banyak digunakan sebagai kayu bangunan, polywoood, kayu  perkakas, lantai papan kayu perkapalan, rangka pintu, dan jendela. Kayu jenis ini mempunyai tekstur agak kasar dan merata. Menurut dinas Kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas II – III, sedangkan kelas kuatnya II – I.
  • Kayu berangan ( tunggeureuk, saninten, kihiur ( Sunda)
Kayu berangan ( saninten, kihiur ( Sunda )  merupakam jenis kayu yang sering digunakan untuk balok pada konstruksi bangunan perumahan. Selain itu, banyak digunakan untuk jembatan, papan, tiang dan rusuk, serta sirap. Kayu berangan atau saninten mempunyai berat jenis rata – rata 0.78.kayu jenis ini mempunyai tekstur agak kasar sampai kasar dan tidak merata. Menurut Dinas kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas III, sedangkan kelas kuatnya II.
  • Kayu bitangur ( kapurnaga, bunut ( sumatra ) , nyamplung ( Jawa), nangui, penaga( kalimantan ), kapuracha)
Kayu bitangur mempunyai berat jenis rata – rata 0.78. banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangaunan, kayu perkakas , plywood, lantai, papan, bantalan, kayu perkapalan tiang, peti chipboard, papan loncat. Kayu jenis ini mempunyai tekstur agak kasar – kasar dan tidak merata. Menurut Dinas Kehutanan RI, kelas awet kayu  jenis ini tergolong dalam kelas II – IV, sedangkan kelas kuatnya I – III.
  • Kayu kisereh ( medang lesah ( sumatra ) , medsng rawali ( kalimantan), gadis kipedes ( Sunda))
Kayu kisereh merupakan jenis kayu yang cocok digunakan untuk bahan bangunan kayu lapis, mebel, lantai, dinding, kerangka pintu dan jendela, bahan pembungkus, alat olahraga dan musik, perkapalan, kayu profil ( moulding ) dan berbagai jenis barang kerajinan. Kayu kisereh, mendang mempunyai berat jenis minimumj 0.36. kayujenis ini mempunayai tekstur agak halus dan agak kasar . menurut Dinas Kehutanan RI, Kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas III – V, sedangkan kelas kuatnya II – V.
  • Kayu rengas burung
Kayu rengas mempunyai berat jenis rata – rata 0,81. Kayu jenisa ini banyak dignakan sebagai bahan perkakas, lantai, papan, bantalan, seni ukir, / pahat, tiang, kayu perkapalan, dan arang. Kayu ini mempunayai tekstur agak akasar. Menurut Dinas kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong kelas IV – V, sedangkan  kelas kuatnya  II – III.
  • Kayu salimuli
 Kayu salimuli mempunyai berat jenis rata – rata 0.64. kayu jenis ini banyak digunakan sebagai bahan perkakas, seni ukir dan pahat, alat olahraga  dan musik, lantai, tangaki senapan, serata papan hiasan. Kayu ini mempunyai tekstur agak halus dan mengkilat. Menurut Dinas kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas I – II, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu Sindur  ( tampar atau hantu )
Kayu sindur mempunyai berat jenis minimum 0,59. Banyak digunakan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas, papan, seni ukir dan pahat, lantai, plywood, rangka pintu dan jendela, serta kayu perkapalan. Menurut Dinas Kehutanan RI, kelasawet kayu ini tergolong dalam kelas II – IV, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu Perupuk talang atau perupuk rawang
Kayu periupuk talang mempunayi berat jenis rata – rata 0. 56. Banyak digunakan sebagai kayu bangunan, plywood, kayu berkakas, peti korek api, pulp, chipboard, dan panel. Kayu jenis ini mempunyai tekstur halus sedang dan merata. Menurut Dinas kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas IV – V, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu mahoni daun kecil
Kayu mahoni mempunyai berat jenis rata – rata 0,64. Kayu jenis ini banyak digunakan sebagai kayu bangunan, plywood, kayu perkakas, lantai, papan, kayu perkapalan , seni ukir/ pahat, serta rangka pintu dan jendela. Kayu jenis ini mempunyai tekstur sedang. Menurut Dinas Kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas III, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu mindi ( Sunda ) atau gringging
Kayu mindi mempunyai berat jenis rata – rata 0,53. Banyak digunakan sebagai peti, papan, kayu bangunan bawah atap, panil, finir hias, dan mebel. Kayu jenis ini mempunyai tekstur sangat kasar. Menurut Dinas Kehutanan RI kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas IV – V.
Kayu sonokeling mempunyai berat jenis rata – rata 0,90. Banyak digunakan sebagai kayu perkakas, lantai, papan,alat olahraga dan musik, seni ukir / pahat, finir mewah, kerjaan liat maupun kerjaan putar. Menurut Dinas Kehutanan RI, kayu jenis ini mempunyai tekstur sangat halus. Kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas I, sedangkan kelas kuatnya II.
  • Kayu bayur ( mal. ) / bayot ( sarawak ) / bayoh ( phil.)
Kayu bayur mempunyai berat jenis rata – rata 0,52. Kayu jenis ini banyak digunakan untuk konstruksi bawah atap, lantai pertukangan, mebel, tangkai peralatan, kano, korek api, membuat sisir. Kayu bayur mempunyai tekstur agak kasar. Menurut Dinas Kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas IV – V, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu gofasa / leban ( mal.) / molave ( phil.)
Kayu gofasa mempunyai berat jenis rata – rata 0,74. Kayu jenis ini banyak digunakan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas, arang, moulding konstruksi ringan. Kayu jenis ini mempunyai tekstur halus dan merata. Menurut Dinas Kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas II -  III, sedangkan kelas kuatnya II – III.
  • Kayu Sungkai ( sumatera dan kalimantan ) ( jurus ( kalimantan Tenggara), jati sabrang ( Jawa )
Kayu sungkai mempunyai berat jenis rata – rata 0,63. Selain digunakan sebagai kayu bangunan , kayu jenis ini digunakan sebagai kayu perkakas, lantai, papan, seni ukir/ pahat, finir mewah, kayu ornamental. Kayu jenis ini mempunyai tekstur agak kasar. Menurut Dinas Kehutanan RI, kelas awet kayu ini tergolong dalam kelas III, sedangkan kelas kuatnya II – III.
Nah demikian tadi aneka jenis kayu rangka atap yang mungkin bisa anda pertimbangkan dalam membuat rangka atap kayu rumah anda.